Ticker

6/recent/ticker-posts

Makna Takbir Agungkan Allah


Opini
Dalam konteks puasa Ramadhan rangkaian ayat-ayat mulai surat Al Baqarah 183 hingga ayat-ayat berikutnya di antaranya menjelaskan tentang perintah kepada orang yang berpuasa untuk mengagungkan Allah SWT sebagaimana dalam surat Al Baqarah: 185. Artinya: 'Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur'.

Oleh Drs Abdul Chair, SM


Dalam konteks puasa Ramadhan rangkaian ayat-ayat mulai surat Al Baqarah 183 hingga ayat-ayat berikutnya di antaranya menjelaskan tentang perintah kepada orang yang berpuasa untuk mengagungkan Allah SWT sebagaimana dalam surat Al Baqarah: 185. Artinya: 'Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur'.

Perintah untuk mengagungkan Allah SWT dalam ayat tersebut terdapat dalam pengertian hendaklah kamu mengagungkan Allah yang dalam teks ayatnya berbunyi litukaburullaha. Kata kerja yang mendasari ayat ini adalah tukabbiru (fiil mudhari') yang berasal dari kata kabbara (fiil madhy) yang artinya membesarkan atau mengagungkan. Dari kata kabbara ini terbentuk istilah Takbir (Mashdar). Takbir yang selalu dikumandangkan pada tanggal 1 Syawal (Idul Fitri) tersebut lafaznya adalah Allahu Akbar (Allah Maha Besar) sebagai syari'at bagi orang yang sudah selesai berpuasa. Takbir dalam konteks ini memiliki makna membesarkan atau mengagungkan Allah tanpa batas.

Dalam konteks yang lebih luas takbir (mengagungkan Allah) menyangkut beberapa hal yaitu:

1. Mengagungkan Allah merupakan perintah yang juga pernah diterima Nabi Muhammad SAW sebagaimana tertera dalam surat Al Muddatsir: 3 yang artinya: 'Dan Tuhanmu agungkanlah !'. Dalam surat Al Hajj: 37 yang artinya: 'Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik'.

2. Mengagungkan Allah SWTa dengan cara pengagungan tanpa batas sebagaimana dijelaskan dalam surat Al Isra: 111 yang artinya: Dan katakanlah: Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya'. Ayat ini menjelaskan bahwa tingkat pengagungan terhadap Allah SWT berada pada puncak yang tiada batasnya dalam arti tidak ada yang lebih agung dari pada Allah sebagaimana juga dijelaskan dalam surat Al Mukmin: 64 yang artinya: 'Allahlah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rezeki dengan sebahagian yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan Semesta Alam'. Juga dalam surat Ar Rahman: 78 yang artinya: 'Maha Agung Tuhanmu Yang Mempunyai Kebesaran dan Karunia'.

3. Mengagungkan Allah merupakan rasa syukur karena hidayah yang diberikan Allah SWT. Hal ini terkandung dalam makna surat Al Baqarah: 185 yang artinya:  "Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." Hal serupa terdapat juga dalam surat surat Al Hajj: 37 yang artinya: 'Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik'.

4. Mengagungkan Allah SWT merupakan zikrullah dalam arti ingat dan menyebut nama Allah, sebagaimana dijelaskan dalam surat Al Insan: 25 yang artinya: 'Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang'. Dalam surat Al A'raf: 205 dijelaskan pula bahwa: 'Sebutlah (nama) Allah haruslah dengan merendahkan diri dan rasa takut dan tidak mengeraskan suara pada waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai."

5. Pada dasarnya orang yang mengagungkan Allah SWT adalah orang yang berzikir menyebut nama Allah dan mengingatNya karena bersyukur kepada Allah (Al Baqarah: 185), tawakkal (Al Kahfi: 23-24), taat kepada Allah (An Nur: 37), meneladani Rasulullah (Al Ahzab: 21), membersihkan diri, mengerjakan shalat, dan lebih memilih kehidupan akhirat (Al A'la: 14-17) dan mengembalikan semua urusan hanya kepada Allah (Al Baqarah: 156).

6.Orang yang mengagungkan Allah adalah orang yang berzikir setiap waktu (An Nissa:  103), setiap keadaan (Ali Imran: 41), dengan perasaan takut dan menangis (Al A'raf: 205), dengan hati yang gemetar (Al Hajj: 34-35), dengan cara bertasbih (Thaha: 130), dan mengingat Allah sebanyak-banyaknya (Al Anfal: 45) dan (Al Jum'ah: 10).

7.Orang yang mengagungkan Allah SWT mendapat keutamaan yaitu: akan diingat oleh Allah (Al Baqarah: 152), tidak akan pernah tersesat (Al Baqarah: 198), akan menjadi orang yang beruntung (Ali Imran: 45), hatinya akan menjadi tenteram (Ar Ra'du: 28), akan dimudahkan Allah urusannya  (Thaha: 25-34), memiliki keutamaan lebih besar terutama ingat Allah di dalam shalat (Al Ankabut: 45) dan diberi ampunan dan pahala yang besar oleh Allah (Al Ahzab: 35).  

Karenanyalah diperintahkan kepada orang yang berpuasa untuk melaksanakan zikir pada saat berpuasa dan takbir mengagungkanNya sehabis berpuasa Ramadhan sebagai aktualisasi surat Al Baqarah: 185 yang artinya: 'Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.' Mari kita gemakan takbir sehabis Ramadhan ini hingga pelaksanaan shalat Idul Fitri.  Allahuakbar.., Allahuakbar.., Allahuakbar..., Walillailhamd. Semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT dan dosa-dosa kita diampuni-Nya.

Penulis adalah Dosen STAIS Tebingtinggi Deli Kota Tebingtinggi, Ketua PB. Ittihadul Muslimin Indonesia, Guru Perg. Al Ittihadiyah Percut.

Post a Comment

0 Comments