Ini adalah salah satu kisah inspirasi kesukaan
saya. Saya pertama kali menemukan ini ketika masih SMA (sekitar tahun 2004).
Suatu hal yang luar biasa untuk dapat membaginya kepada pembaca Kumpulan Kisah Kisah
Inspirasi Terbaik. Berikut kisahnya.
Satu hari, seorang ayah yang berasal dari keluarga kaya membawa anaknya dalam
satu perjalanan keliling negeri dengan tujuan memperlihatkan pada si anak
bagaimana miskinnya kehidupan orang-orang disekitarnya. Mereka lalu
menghabiskan beberapa hari di sebuah rumah pertanian yang dianggap si ayah
dimiliki keluarga yang amat miskin.
Setelah kembali dari perjalanan mereka, si ayah menanyai anaknya :
“Bagaimana perjalanannya nak?”.
“Perjalanan yang hebat, yah”.
“Sudahkah kamu melihat betapa miskinnya orang-orang hidup?,” Si bapak bertanya.
“O tentu saja,” jawab si anak.
Ini adalah salah satu kisah inspirasi kesukaan
saya. Saya pertama kali menemukan ini ketika masih SMA (sekitar tahun 2004).
Suatu hal yang luar biasa untuk dapat membaginya kepada pembaca Kumpulan Kisah Kisah
Inspirasi Terbaik. Berikut kisahnya.
Satu hari, seorang ayah yang berasal dari keluarga kaya membawa anaknya dalam
satu perjalanan keliling negeri dengan tujuan memperlihatkan pada si anak
bagaimana miskinnya kehidupan orang-orang disekitarnya. Mereka lalu
menghabiskan beberapa hari di sebuah rumah pertanian yang dianggap si ayah
dimiliki keluarga yang amat miskin.
Setelah kembali dari perjalanan mereka, si ayah menanyai anaknya :
“Bagaimana perjalanannya nak?”.
“Perjalanan yang hebat, yah”.
“Sudahkah kamu melihat betapa miskinnya orang-orang hidup?,” Si bapak bertanya.
“O tentu saja,” jawab si anak.
“Sekarang ceritakan, apa yang kamu pelajari dari perjalanan itu,” kata si
bapak.
Si anak menjawab :
Saya melihat bahwa kita punya satu anjing, tapi mereka punya empat anjing.
Kita punya kolam renang yang panjangnya sampai pertengahan taman kita, tapi
mereka punya anak sungai yang tidak ada ujungnya.
Kita mendatangkan lampu-lampu untuk taman kita, tapi mereka memiliki cahaya
bintang di malam hari.
Teras tempat kita duduk-duduk membentang hingga halaman depan, sedang teras
mereka adalah horizon yang luas.
Kita punya tanah sempit untuk tinggal, tapi mereka punya ladang sejauh mata
memandang.
Kita punya pembantu yang melayani
kita, tapi mereka melayani satu sama lain.
Kita beli makanan kita, tapi mereka menumbuhkan makanan sendiri.
Kita punya tembok disekeliling rumah untuk melindungi kita, sedangkan mereka
punya teman-teman untuk melindungi mereka.
Ayah si anak hanya bisa bungkam.
Lalu si anak menambahkan kata-katanya : “Ayah, terima kasih sudah menunjukkan
betapa MISKIN-nya kita”.
Hikmah yang bisa diambil dari kisah inspirasi diatas :
- Kaya dan Miskin tergantung pada persepsi kita sendiri,
bukan pada penilaian orang lain.
- Orang lain yang tampak miskin bagi kita, boleh jadi
termasuk kaya menurut orang lain, atau bahkan mereka sendiri
- Kisah diatas mendorong kita untuk selalu melihat
perspektif lain...
Kisah inspirasi diambil dari http://pengharapan.com/siapa-yang-kaya-siapa-yang-miskin.html
gambar dari deindra.com
0 Comments