Ticker

6/recent/ticker-posts

PESONA NGAWI YANG GAK BAKAL DILUPAKAN...I LOVE U, NGAWI !

Ngawi merupakan sebuah kabupaten di ujung barat Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Jawa Tengah. Kabupaten ini memiliki beberapa julukan, seperti Kota Bambu yang konon menjadi asal-usul nama Ngawi, yaitu awi yang berarti bambu diberi imbuhan ng-, Kota Kripik Tempe karena kripik tempenya yang khas, sampai Kota Ramah yang menjadi slogan Ngawi.


Letaknya yang berada di tengah daratan membuat Ngawi memiliki topografi berupa dataran tinggi yang menjadi bagian dari kaki Gunung Lawu. Tentunya, kota ramah ini menyimpan sejumlah potensi wisata yang gak boleh dipandang sebelah mata. Buat yang lahir atau pernah tinggal di Ngawi, tak heran jika pesona kota bambu ini selalu membuat rindu.



1. Air terjun Pengantin di daerah Ngrambe


Kamu mungkin masih ingat dengan film ber-genre slasher thriller yang dibintangi oleh artis Tamara Bleszynski berjudul Air Terjun Pengantin. Nah, siapa sangka kalau air terjun Pengantin ini benaran ada di Ngawi? Tentunya, air terjun ini berbeda dengan yang diceritakan dalam film. Tak ada nuansa mencekam di sini. Air terjun ini dinamakan air terjun Pengantin karena ada sepasang air terjun yang berada berdampingan dengan ketinggian sekitar 12 meter. Objek wisata ini masih belum banyak dijamahi wisatawan. Memang, letaknya lumayan tersembunyi di balik Perkebunan Teh Jamus, ikon pariwisata Ngawi yang akan kita bahas lebih lanjut nanti. Untuk menuju ke air terjun ini, datanglah ke Dusun Besek, Desa Hargomulyo, Kecamatang Ngrambe, yang membutuhkan waktu tempuh sekitar 3 jam dari jantung kota.

2. Perkebunan Teh Jamus


Kebun Teh Jamus yang terletak di Dusun Jamus, Desa Girikerto, Kecamatan Sine, ini adalah salah satu objek wisata andalan Ngawi. Kebun teh ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda, lho. Kamu bisa melihatnya lewat pohon-pohon teh tua yang usianya mencapai lebih dari seratus tahun. Pohon teh tua ini berada di Bukit Borobudur, yaitu salah satu bagian kebun teh Jamus yang berundak-undak menyerupai candi Borobudur. Dari atas sini, kamu bisa melihat hamparan hijaunya Jamus dengan leluasa. Selain agrowisata kebun teh yang pemandangannya aduhai, kamu juga bisa menikmati beberapa hal menarik, seperti flying fox, melihat proses pembuatan teh, sampai bermain air di Sumber Mata Air Lanang. Kamu juga bisa membawa pulang teh rasa kopi khas Jamus untuk diseduh di rumah.

3. Air Terjun Srambang 


Kaki gunung Lawu menyimpan sejuta pesona. Tak cuma di kawasan Tawangmangu di Karanganyar, tapi juga di daerah Ngawi. Salah satunya adalah air terjun Srambang yang terletak di Desa Girimulyo, Kecamatan Jogorogo. Air terjun ini tersembunyi di balik hutan pinus, sehingga suasanya terasa sangat sejuk dan asri.

Untuk mencapai air terjun Srambang, kamu perlu menempuh perjalanan sekitar 25 Km dari pusat kota Ngawi. Meski jalannya terjal dan berliku, kamu akan disuguhi pemandangan hutan pinus yang dikelola oleh KPH Ngawi sehingga bikin kamu lupa kalau jalannya jelek. Selanjutnya, kamu juga masih harus trekking sekitar setengah jam dari pos retribusi. Memang, perjalanan menuju air terjun ini adalah sebuah pertualangan yang melelahkan tapi juga seru dan menyenangkan.

4.  Waduk Pondok 


Meski tak memiliki pantai karena letaknya yang berada di daerah dataran tinggi, Ngawi ternyata punya wisata alternatif buat kamu yang ingin menikmati wisata air. Datanglah ke Waduk Pondok yang berada di Kecamatan Dampit. Jaraknya pun cukup dekat, hanya 6 Km dari pusat kota. Di sini, kamu akan dimanjakan dengan hamparan air dan perbukitan hijau sepanjang mata memandang. Ada pula beberapa hal yang bisa kamu lakukan di Waduk Pondok ini, seperti berkeliling dengan perahu, bermain jetski, memancing, sampai mengabadikan senja yang mempesona lewat lensa.

5.  Museum Trinil yang menceritakan sejarah manusia purba di Ngawi 


Kamu yang suka maupun pernah belajar sejarah manusia purba mungkin gak asing lagi dengan spesies Phitecantropus erectus. Ya, fosil salah satu spesies manusia purba yang paling populer ini ditemukan di Ngawi. Oleh karena itu, didirikanlah Museum Trinil di dusun Pilang, desa Kawu, kecamatan Kedunggalar, sekitar 14 Km dari pusat kota Ngawi.

Di museum ini, kamu bisa mengamati sejumlah fosil yang terkait jejak-jejak kehidupan manusia purba di situs Trinil, Ngawi. Selain itu, ada pula berbagai macam fosil hewan dan tumbuhan prasejarah yang dipamerkan di museum ini.

6. Benteng Pendem Van den Bosch


Benteng Van den Bosch merupakan salah satu tempat wisata bersejarah di Ngawi yang wajib kamu sambangi. Tembok-tembok yang tampak kusam dan usang di sana-sini justru menjadi daya tarik tersendrii bagi benteng ini. Apalagi, bangunan ini tetap terasa kokoh. Pas banget buat kamu yang pengen berburu foto dengan latar arsitektur bangunan tua yang mempesona.

Benteng ini berada di titik pertemuan antara Bengawan Solo dan Bengawan Madiun, tepatnya di . Letaknya lebih rendah dibanding tanah di sekelilingnya, makanya orang-orang menyebutnya Benteng Pendem. Kamu bisa menjelajah bermacam ruangan yang dulunya dimanfaatkan sebagai barak tentara, penjara, gudang amunisi, dan sebagainya.

7. Pesanggrahan Srigati


Sekitar 12 Km dari pusat kota Ngawi atau tepatnya di Desa Babadan, Kecamatan Paron, ada Pesanggrahan Srigati yang juga memiliki nilai sejarah. Percaya gak percaya, selain menjadi tempat petilasan Raja Brawijaya, tempat ini konon juga menjadi keraton bagi kerajaan lelembut alias makhluk gaib. Makanya, tak heran jika banyak orang yang memanfaatkan tempat ini untuk ngalap berkah maupun ngelmu alias mencari ilmu gaib. Terlepas dari hal-hal gaib tersebut, Pesanggrahan Srigati cukup menarik untuk dikunjungi, karena tempat ini tak terpisahkan dengan sejarah kota Ngawi. Apalagi, ada sejumlah tempat yang menarik untuk ditengok, seperti Selodakan, Sendang Drajat, Palenggahan Agung Srigati, Palenggahan Sukarno, serta Sendang Tempuran Silogonggo.

8. Nikmati tepo tahu



Selain menikmati indahnya pesona alam dan sejarah yang dimiliki Kabupaten Ngawi, kamu juga wajib menjajal kuliner khasnya. Salah satunya adalah tepo tahu. Tepo adalah makanan serupa lonting yang terbuat dari beras, hanya saja tekstur dan bentuknya sedikit berbeda. Makanan berupa lontong dan tahu goreng ini biasa disajikan dengan toge, kol, seledri, plus taburan kacang tanah dan kerupuk, lalu disiram dengan kuah khas yang rasanya segar.

9. Kripik Tempe

Selain diposisikan sebagai pelengkap makanan utama, tempe juga dikenal sebagai jajanan tradisional yang lezat dan sehat. Biasanya tempe diolah untuk dijadikan lauk pada makanan. Tapi ada juga beberapa orang yang menjadikannya sebagai keripik. Camilan ini banyak dijumpai di beberapa kota yang ada di Jawa Timur. Seperti Malang dan Ngawi.Di Kabupaten Ngawi pembuat keripik tempe dapat dijumpai di Desa Sadang, Prandon

Post a Comment

0 Comments