Ticker

6/recent/ticker-posts

jARUM sUNTIK

Tahukah kamu bahwa tabung suntik polimer yang digunakan dalam bidang kesehatan ternyata merupakan limbah yang sulit untuk didaur ulang? Padahal penggunaan jarum suntik tetap diperlukan dalam dunia medis.

Berdasarkan hal tersebut, tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), yaitu Yesi Novia Ambarani, Ahmad Ali Zulkarnain, dan Rahmi Farida Azzahro menggagas Biodegradable Spuit untuk menanggulangi limbah syringe atau limbah jarum suntik.

Sebelumnya, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah mengembangkan alat untuk menghancurkan limbah jarum suntik dengan menggunakan electrical arc. Bahan tersebut dapat menghancurkan bahan metal pada jarum suntik menjadi serbuk.

"Namun, alat tersebut tidak menghancurkan tabung plastik atau spuit jarum suntik. Maka menjadi permasalahan untuk dapat mengurainya," ujar Yesi seperti dikutip dari laman UMY, Jumat (23/9/2011).

Hasil karya Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY ini dapat menjadi jawaban untuk mengatasi permasalah tersebut dengan menggunakan bahan daur ulang dalam membuat tabung jarum suntik. Bahan baku tersebut berasal dari ubi dan kulit jeruk yang telah diolah sedemikian rupa.

"Bahan-bahan yang kami gunakan ini adalah bahan yang berasal dari alam, seperti kulit jeruk yang diubah menjadi limonen atau minyak kulit jeruk dan pati tapioka dari ubi kayu. Maka dapat disebut produk ini sebagai produk dari alam dan kembali ke alam," katanya menjelaskan.

Langkah awal pembuatan ekstraksi limonen, yaitu kulit jeruk dicuci bersih lalu direndam dalam larutan NaHCO3 selama satu hari, dengan perbandingan satu kilogram kulit jeruk dengan satu liter NaHCO3. Setelah direndam, rajang halus kulit jeruk, lalu peras dengan alat pres hidrolik.

Selama pemerasan, kata Yesi, lakukan penyemprotan dengan air dingin dan jadilah emulsi minyak. Selanjutnya, lakukan pemisahan emulsi minyak dengan menggunakan dekantasi.

"Emulsi tersebut dimasukkan ke dalam botol dekantasi untuk pemisah fraksi air dan minyak emulsi. Lalu simpan botol tersebut dalam lemari pendingin selama satu hari. Buang fraksi air yang berada pada bagian bawah botol. Kemudian, campurkan emulsi tersebut dengan Na2SO4, lalu saring. Jadilah minyak kulit jeruk," ujarnya.

Komponen selanjutnya, yaitu plastik atau edible film dengan aditif limonen. Pembuatannya dimulai dengan melarutkan bahan dasar pati tapioka (ubi kayu) pada air sehingg berupa hidrokoloid. Kemudian tambahkan plastisizer sorbitol. Selanjutnya, tambahkan minyak kulit jeruk atau limonen sebanyak 15 persen, panaskan.

"Cetak atau casting film dengan menggunakan auto-casting machine. Lalu biarkan beberapa jam pada suhu 70 derajat celcius dengan RH ruangan 50 persen. Keringkan plastik yang dihasilkan selama satu hari pada suhu 30 derajat celcius dengan RH 50 persen. Simpan lagi selama satu hari dan jadilah Biodegredable Spuit yang ramah lingkungan," kata Yesi menambahkan.

Yesi dan kawan-kawannya berharap, gagasan Biodegredable Spuit ini dapat diaplikasikan secara maksimal di rumah sakit ketika melakukan pembersihan limbah tabung jarum suntik (syringe).

"Alat ini dapat menurunkan pencemaran undara yang menyebabkan global warming dan meningkatkan kualitas kesehatan individu di masyarakat. Lagipula proses pembuatannya mudah dan dapat ikut memberdayakan petani ubi dan masyarakat," tuturnya.

Post a Comment

0 Comments