Bulan Suci Ramadhan adalah bulan istimewa, bulan seribu bulan, bulan
penuh rahmat dan barokah, bulan keampunan yang sangat dinantikan oleh
para pecinta akhirat. Hari-harinya penuh dengan segala keberkahan,
setiap detik dan menit kita dipacu untuk tidak melewatkannya. Begitu
mahal dan berharganya perjalanan dan ritme kehidupan selama bulan
ramadhan ini. Alangkah ruginya apabila kita melepaskan peluang-peluang
keemasan yang hadir di depan mata. Berikut adalah beberapa AMALAN SUNNAH DI BULAN RAMADHAN yang sangat dianjurkan selama melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.
1. Makan sahur dan mengakhirkannya
Makan sahur bisa dilakukan mulai dari pertengahan malam sehingga sebelum waktu subuh menjelang. Adapun yang dianjurkan dalam makan sahur ini adalah hendaklah kita mengakhirkan waktunya sehingga sebelum waktu subuh menjelang. Hikmah yang bisa kita ambil dari makan sahur adalah untuk menjaga stamina selama berpuasa, jadi waktu yang sangat sesuai adalah di akhirkan. Sabda Nabi Muhammad SAW:
اسْتَعِيْنُوا بِطَعَامِ السَّحَرِ عَلَى صِيَامِ النَّهَارِ، وَبِقَيْلُولَةِ النَّهَارِ عَلَى قِيَامِ الّليْلِ
“Mintalah tolong (kekuatan) dari makan sahur untuk berpuasa di siang hari dan dengan qoilulah (tidur sebentar di siang hari) untuk melaksanakan qiyamullail di malam hari.”
“Mintalah tolong (kekuatan) dari makan sahur untuk berpuasa di siang hari dan dengan qoilulah (tidur sebentar di siang hari) untuk melaksanakan qiyamullail di malam hari.”
Hadits riwayat Hakim – disohihkan Hakim (al mustadrak 1/425), dan Ibnu Huzaimah dalam Shohihnya (Shohih Ibnu Huzaimah 7/211)
Dan
bagi yang memiliki kesibukan dan susah untuk bangun sahur bisa
mempercepat sahur pada tengah malam agar ke esokan harinya kita tetap
kuat dalam mejalankan ibadah puasa.Rasulullah Bersabda : “Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Zar Al-Ghifari ra. dengan riwayat marfu`, ”Umatku masih dalam kebaikan selama mendahulukan buka puasa dan mengakhirkan sahur.”(HR Ahmad: 1/547)
Dari Abi Said al-Khudri RA : “ Sahur itu barakah maka jangan tinggalkan meski hanya dengan seteguk air. Sesungguhnya … dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur. (HR Ahmad: 3:12)
Walaupun
dibenarkan untuk menyantap makan sahur sehingga masuk waktu subuh,
tapi alangkah baiknya kalau disediakan beberapa menit sebagai jeda
antara makan sahur dengan masuknya waktu solat subuh. Hal ini
dijelaskan oleh baginda sendiri ketika bersama-sama dengan Ziad bin
Tsabit makan sahur kemudian ada jeda sebelum beliau berdiri untuk
melaksanakan solat subuh. (Diriwayatkan dari Anas bin Malik (HR
Bukhari/556) sahabat Anas bin Malik menjelaskan pertanyaan para sahabat
yang lain bahwa jeda antara selesai makan sahur baginda Nabi saw
dengan solat subuh adalah selama bacaan 50 ayat al Qur’an).Dan itu
kemudian menjadi dalil untuk melakukan imsyak sekitar 10 menit sebelum
azan subuh.
2. Menyegerakan Berbuka Puasa
Apabila
telah yakin terbenamnya matahari yang menandakan masuknya waktu
maghrib, maka disunahkan untuk segera melaksanakan buka puasa(ta’jilul
fitri). Menyegerakan berbuka puasa hendaklah jadi prioritas ketika waktu
maghrib sudah tiba, dalam keadaan apapun. Apabila kondisi cuaca
mendung dan tidak dapat mengetahui posisi matahari maka untuk zaman
sekarang kita bisa menggunakan jadwal waktu sholat dan imsakiyah puasa.
Menyegerakan berbuka akan mendatangkan kebaikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :“Manusia akan sentiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Diutamakan
terlebih dahulu memakan makanan manis seperti tamr (kurma kering),
rutob (kurma segar) dalam jumlah ganjil atau makanan manis yang lain.
فعن سَهْل بن سَعْد: أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ” لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ، مَا عَجَّلُوا الفِطْرَ”.
Sahabat
Sahl bin Sa’d telah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda; ”
seseorang akan tetap berada dalam kebaikan apabila menyegerakan berbuka
puasa.”
Hadits riwayat Bukhari (no hadits 1856) dan Muslim (no hadits 1095)
Hadits riwayat Bukhari (no hadits 1856) dan Muslim (no hadits 1095)
فعن
أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ فَإِنْ
لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا
حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ
Dari
sahabat Anas bin Malik: bahwasanya Nabi saw berbuka puasa sebelum
melaksanakan solat maghrib dengan beberapa rutob, apabila tidak ada maka
baginda saw berbuka dengan tamr, apabila tidak ada maka baginda saw
berbuka dengan minum beberapa teguk air saja.
Hadits hasan riwayat Tirmidzi (696) dan Abu Dawud (2356) & Hakim mensohihkan hadits ini.
Hadits hasan riwayat Tirmidzi (696) dan Abu Dawud (2356) & Hakim mensohihkan hadits ini.
Sahabat Sulaiman bin ‘Amir meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda;” Apabila seseorang berbuka puasa, maka hendaklah ia berbuka dengan tamr, apabila tidak ada maka hendaklah ia berbuka dengan (minum) air, karena air itu suci.(Hadits riwayat Ahmad dan Tirmidzi, ia mengatakan hadits hasan sohih.)
3. Berdo’a ketika berbuka puasa dan selama berpuasa
Seorang hamba yang sedang berpuasa kemudian melantunkan do’a ketika berbuka maka doanya termasuk yang pasti akan dimakbulkan. Ada beberapa riwayat yang menjelaskan tentang perkara tersebut.
Seorang hamba yang sedang berpuasa kemudian melantunkan do’a ketika berbuka maka doanya termasuk yang pasti akan dimakbulkan. Ada beberapa riwayat yang menjelaskan tentang perkara tersebut.
روى
ابن ماجه عن عبد الله بن عمرو بن العاص أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه
وسلم قال: إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ
Dari
Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash bahwa Nabi saw bersabda;” Bagi orang yang
sedang berpuasa maka apabila berdo’a ketika berbuka maka doanya tidak
ditolak.”
Hadits riwayat Ibnu Majah
Hadits riwayat Ibnu Majah
Dalam riwayat lain Nabi saw bersabda;” Ada tiga golongan yang doa mereka tidak akan ditolak; orang yang berpuasa sehingga berbuka, seorang pemimpin yang adil dan do’a orang yang didzalimi.”(Hadits riwayat Tirmidzi dengan sanad hasan)
Berikut lantunan do’a yang dianjurkan untuk dibaca oleh para shoimin :
“ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ”
Artinya:
“Hilang sudah rasa haus, basah semua urat nadi, dan pahalanya disisi
Allah Insya Allah” (Dari riwayat Ibnu Umar, diriwayatkan Abu Dawud dan
Nasa’i dalam Sunan Kubra, dan al Hakim dan dia mensahihkannya, dan ad
Daruqutni dan dia menghasankannya)
“اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ”
Artinya:
“Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa, dan dengan rizkimu aku berbuka”
(Diriwayatkan Abu Dawud dan Baihaqi dengan sanad mursal, dan
diriwayatkan Tabrani dengan sanad bersambung dari Anas dan Abu Hurairah)
4. Membaca Al Qur’an
"Barangsiapa
membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan
satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan
alif lam mim itu satu huruf; tetapi alif satu huruf; lam satu huruf dan
mim satu huruf. " (HR. At-Tirmidzi, katanya: hadits hasan shahih).
Al-Qur'an
diturunkan untuk dibaca oleh setiap orang muslim, direnungkan dan
dipahami makna, perintah dan larangannya, kemudian diamalkan. Sehingga
ia akan menjadi hujjah baginya di hadapan Tuhannya dan pemberi syafa'at
baginya pada hari Kiamat. Allah telah menjamin bagi siapa yang membaca
Al-Qur'an dan mengamalkan isi kandungannya tidak akan tersesat di dunia
dan tidak celaka di akhirat, dengan firmanNya " Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. " (Thaha:123),
5. Shalat tarawih
Salah
satu keutamaan bulan Ramadhan yang tidak kita dapati pada bulan yang
lain adalah adanya shalat malam atau tarawih dengan pahalanya yang
begitu melimpah. Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa
shalat tarawih dengan dilandasi keimanan dan mengharap pahala dari
Alloh maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhori dan Muslim).
6. Meninggalkan perkataan kotor
Ibadah
puasa adalah salah satu bentuk taqorrub seorang hamba kepada Allah swt.
Puasa adalah bentuk latihan diri untuk mengatur dorongan-dorongan nafsu
yang selalu mengajak kepada syahwat dan kesenangan duniawi sesaat.
Maka, dalam proses ibadah puasa hendaklah kita senantiasa untuk
membiasakan hal-hal yang dapat membantu jiwa lebih dekat Rabbul ‘izzati,
seperti amalan-amalan soleh yang dilakukan lisan (ucapan), jinan
(perasaan/hati) & arkan (perbuatan).
فعن
أبي هريرة: أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ
الأكْلِ والشُّرْب ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللغو ، وَالرَّفَثِ ،
فَإِنْ سَابَّكَ أحَدٌ أوْ جَهِلَ عَلَيْكَ ، فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ
إني صَائِمٌ
Dari
Abu hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda:” Berpuasa bukan hanya
(menahan) dari makan dan minum, sesungguhnya berpuasa dari lagwun
(perbuatan yang sia-sia) dan rofats (perkataan yang kotor)…
Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Hakim. Kata Hakim; hadits ini sohih dengan syarat Muslim
Seorang hamba yang sedang beribadah puasa namun tidak dapat mengendalikan perkataannya, baik dengan cara mengejek, berbohong, ghibah dan namimah maka pahala puasanya akan hilang. Walaupun dari segi kewajiban sebagai seorang mukallaf sudah melaksanakan kewajibannya dan sah puasanya.Hadits riwayat Bukhari (1804)
عن
أبي هريرة، أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ
الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ
طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
7. Memperbanyak Sedekah
Salah satu pintu yang dibuka oleh Allah untuk meraih keuntungan besar dari bulan Ramadhan adalah melalui sedekah. Islam sering menganjurkan umatnya untuk banyak bersedekah. Dan bulan Ramadhan, amalan ini menjadi lebih dianjurkan lagi. Dan demikianlah sepatutnya akhlak seorang mukmin, yaitu dermawan. Allah dan Rasul-Nya memerintahkan bahkan memberi contoh kepada umat Islam untuk menjadi orang yang dermawan serta pemurah. Ketahuilah bahwa kedermawanan adalah salah satu sifat Allah Ta’ala, sebagaimana hadits: “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, Ia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi, di shahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami’, 1744)
8. Memperbanyak Doa
Doa orang berpuasa adalah salah satu doa yang paling mustajab. Dalam kondisi seseorang berpuasa, apalagi jika yang berpuasa itu bukan hanya panca inderanya, akan tetapi juga hati (kalbu)nya yang ikut berpuasa maka doanya akan mudah dikabulkan oleh Allah Swt. Ibarat penyucian, puasa akan menyucikan kembali diri kita dari debu-debu dosa yang selama ini menempel. Dengan berpuasa seseorang tengah membersihkan diri sehingga hatinya pun ikut bersih, dan ketika ia memanjatkan doa kepada Allah Swt, doa itupun akan mudah dikabulkan. Sebab salah satu sebab dikabulkannya doa adalah bersihnya hati kita sehingga cahaya doa dapat langsung menembus arys dan didengar serta dikabulkan oleh Allah Swt.
9. Menyibukan diri Dalam Kebaikan
Bulan Ramadhan adalah peluang emas bagi setiap muslim untuk menambah ‘rekening’ pahalanya di sisi Allah. Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi dikatakan bahwa amalan sunnah pada bulan Ramadhan bernilai seperti amalan wajib dan amalan wajib senilai 70 amalan wajib di luar Ramadhan. Raihlah setiap peluang untuk berbuat kebaikan sekecil apapun meskipun hanya ‘sekedar’ tersenyum di depan orang lain.
10. Memberi Makan Kepada Orang yang Berpuasa
Dianjurkan kepada orang-orang yang sedang berpuasa untuk memberikan ifthor kepada saudara-saudaranya yang juga sedang berpuasa. Ibadah puasa menjadi salah satu sarana untuk merekatkan jalinan persaudaraan diantara umat. Karena diantara hikmahnya adalah untuk ber empati terhadap kondisi yang sedang dihadapi oleh umat Islam, baik satu daerah ataupun berbeda wilayah.
Pada realitanya tidak semua umat Islam berada dalam keadaan yang senang dengan fasilitas hidup. Masih banyak umat Islam yang berada dalam kesusahan dan terdzalimi. Pada bulan Ramadhan inilah saatnya kita menunjukan solidaritas terhadap mereka, saudara kita.
Salah satu pintu yang dibuka oleh Allah untuk meraih keuntungan besar dari bulan Ramadhan adalah melalui sedekah. Islam sering menganjurkan umatnya untuk banyak bersedekah. Dan bulan Ramadhan, amalan ini menjadi lebih dianjurkan lagi. Dan demikianlah sepatutnya akhlak seorang mukmin, yaitu dermawan. Allah dan Rasul-Nya memerintahkan bahkan memberi contoh kepada umat Islam untuk menjadi orang yang dermawan serta pemurah. Ketahuilah bahwa kedermawanan adalah salah satu sifat Allah Ta’ala, sebagaimana hadits: “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, Ia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi, di shahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami’, 1744)
8. Memperbanyak Doa
Doa orang berpuasa adalah salah satu doa yang paling mustajab. Dalam kondisi seseorang berpuasa, apalagi jika yang berpuasa itu bukan hanya panca inderanya, akan tetapi juga hati (kalbu)nya yang ikut berpuasa maka doanya akan mudah dikabulkan oleh Allah Swt. Ibarat penyucian, puasa akan menyucikan kembali diri kita dari debu-debu dosa yang selama ini menempel. Dengan berpuasa seseorang tengah membersihkan diri sehingga hatinya pun ikut bersih, dan ketika ia memanjatkan doa kepada Allah Swt, doa itupun akan mudah dikabulkan. Sebab salah satu sebab dikabulkannya doa adalah bersihnya hati kita sehingga cahaya doa dapat langsung menembus arys dan didengar serta dikabulkan oleh Allah Swt.
9. Menyibukan diri Dalam Kebaikan
Bulan Ramadhan adalah peluang emas bagi setiap muslim untuk menambah ‘rekening’ pahalanya di sisi Allah. Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi dikatakan bahwa amalan sunnah pada bulan Ramadhan bernilai seperti amalan wajib dan amalan wajib senilai 70 amalan wajib di luar Ramadhan. Raihlah setiap peluang untuk berbuat kebaikan sekecil apapun meskipun hanya ‘sekedar’ tersenyum di depan orang lain.
10. Memberi Makan Kepada Orang yang Berpuasa
Dianjurkan kepada orang-orang yang sedang berpuasa untuk memberikan ifthor kepada saudara-saudaranya yang juga sedang berpuasa. Ibadah puasa menjadi salah satu sarana untuk merekatkan jalinan persaudaraan diantara umat. Karena diantara hikmahnya adalah untuk ber empati terhadap kondisi yang sedang dihadapi oleh umat Islam, baik satu daerah ataupun berbeda wilayah.
Pada realitanya tidak semua umat Islam berada dalam keadaan yang senang dengan fasilitas hidup. Masih banyak umat Islam yang berada dalam kesusahan dan terdzalimi. Pada bulan Ramadhan inilah saatnya kita menunjukan solidaritas terhadap mereka, saudara kita.
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Barangsiapa
yang memberikan ifthor kepada orang yang berpuasa maka pahalanya
seperti orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang tersebut.”
Hadits
riwayat Tirmidzi dan men sohih kannya, juga riwayat Nasai, Ibnu Majah,
Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah dalam kitab sohihnya (targhib wa tarhib
2/144)
11. Memperluas hubungan silaturahim
Memperluas hubungan silaturahim, berbuat ihsan terhadap sanak saudara dan memperbanyak sedekah terhadap fakir miskin.
Memperluas hubungan silaturahim, berbuat ihsan terhadap sanak saudara dan memperbanyak sedekah terhadap fakir miskin.
كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ
وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ
“Bahwa
Nabi saw adalah orang yang paling dermawan dalam kebaikan, terlebih
lagi pada bulan Ramadan ketika sedang menemui Jibril.”
Hadits riwayat Bukhari dan Muslim (al fiqh al Islami wa adilatuhu ; 3/66)
12. Menyibukkan diri dalam tholabul ilmi, tilawah al Qur’an dan dzikir.
Hendaklah orang-orang yang sedang berpuasa senantiasa menyibukkan dirinya dalam hal-hal kebaikan semata. Para pecinta akhirat akan tenggelam dalam kesibukan beramal soleh selama bulan kemuliaan ini berlangsung. Apabila bulan Ramadan tiba maka target-target ibadah sudah terencana dengan baik. Sehingga detik-detik berharga dalam bulan rahmat ini tidak terlewatkan dengan sia-sia.
وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ
“Malaikat Jibril menjumpai baginda Nabi saw pada setiap malam di bulan Ramadan, dan mengajarkannya al Qur’an.”
Hadits riwayat Bukhari (1803) dan Muslim (2308).
13. Beri‘tikaf
Disunnahkan untuk beri‘tikaf terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Salah satunya untuk mendapatkan pahala lailatul qadar yang menurut Rasulullah SAW ada pada malam-malam 10 terakhir bulan Ramadhan. Dengan mengkhususkan diri berdiam selama beberapa hari di masjid untuk lebih ber mujahadah dalam ibadah, maka hal ini juga sebagai bentuk latihan pembentukan diri menjadi hamba Allah yang sedang mendekati Rabb nya. Baginda Nabi saw apabila datang sepuluh hari terakhir Ramadan maka beliau segera menyambutnya dengan penuh kekhusyuan.
Aisyah RA berkata, ”Bila telah memasuki 10 malam terakhir bulan Ramadhan, Nabi SAW menghidupkan malam, membangunkan keluarganya (isterinya) dan mengetatkan kainnya (tidak melakukan jima’). (HR Bukhari dan Muslim)
كَانَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ
شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
Demikianlah beberapa AMALAN SUNNAH DI BULAN RAMADHAN
dan keutamaan yang hendaknya kita sebagai para pecinta akhirat kembali
hidupkan dalam setiap detik pada bulan Ramadan. Besar harapan dari
penjelasan ini akan menyadarkan kita semua bahwa betapa penting dan
berharganya waktu-waktu yang sama-sama kita lewati di bulan bonus ini.
Mudah-mudahan penjelasan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Sumber :http://amalimuadz.blogspot.com/2012/07/amalan-sunnah-di-bulan-ramadhan.html
0 Comments