1) Polimer Adisi
Polimer adisi adalah polimer yang
terjadi melalui reaksi adisi, yaitu reaksi yang melibatkan senyawa yang
mengandung ikatan rangkap, kemudian diubah menjadi ikatan tunggal.
Contoh polimer adisi adalah polietilen (PE), polipropilen (PP), politetrafluoroetilen, polivinilklorida (PVC), dan akrilik.
a) Polietilen (PE)
Secara kimia, PE sangat inert.
Polimer ini tidak larut dalam pelarut apapun pada suhu kamar, tetapi
dapat menggembung dalam cairan hidrokarbon (bensin) dan karbon
tetraklorida (CCl4). PE tahan terhadap asam dan basa, tetapi dapat rusak
oleh asam nitrat pekat. Jika dipanaskan secara kuat, PE membentuk
ikatan silang yang diikuti oleh pemutusan ikatan secara acak pada suhu
lebih tinggi, tetapi tidak terdepolimerisasi. PE dibagi menjadi dua
jenis, yaitu PE kerapatan tinggi (HDPE) dan PE kerapatan rendah (LDPE)
seperti di tunjukkan pada Gambar 10.9. Plastik HDPE
bersifat kenyal, tidak mudah sobek, dan tahan terhadap kelembapan. Bahan
kimia plastik HDPE banyak digunakan untuk pembungkus, dus, isolator
listrik, pelapis kabel, dan lain-lain.
Struktur polietilen
LDPE
HDPE
Tabel 10.1 Sifat-Sifat Fisik Polietilen
Sifat | Polietilen | |
HDPE | LDPE | |
Dapat dipotong dengan mudah | × | √ |
Tidak pecah | √ | √ |
Dapat dilipat | × | √ |
Tenggelam dalam air | √ | × |
Menjadi lunak akibat panas | × | √ |
b) Polipropilen (PP)
Plastik PP bersifat tegar dan stabil
terhadap panas, tekanan, rengkahan, dan bahan kimia. Plastik PP lebih
kuat dari PE. PP banyak digunakan untuk botol kemasan karena dapat
dibentuk lebih tipis. Kursi plastik yang dapat ditumpuk juga terbuat
dari PP.
Struktur polipropilen
c) Politetrafluoroetilen (Teflon)
Politetrafluoroetilen tahan terhadap korosi dan pelarut organik.
Dari hasil pengujian, hanya lelehan logam alkali atau alkali yang
dilarutkan dalam amonia yang dapat mendegradasi polimer ini.
Politetrafluoroetilen banyak digunakan untuk insulator listrik,
peralatan kimia, dan peralatan rumah seperti pada Gambar 10.10 sebab tahan terhadap air dan suhu tinggi hingga 350°C.
Struktur politetra fluoroetilen
Tabel 10.2 Produk dari Polimer Sintetik
Polimer | Produk |
PE | Kantong plastik, lembaran plastik, dan alat-alat dapur |
PP | Botol, jeriken, dan kursi |
PVC | Pipa air, waterproof, isolasi listrik, dan rak susun |
PS (polistiren) | Kemasan (tempat minum) bantalan, dan styrofoam |
Teflon | Pot, alat dapur, dan wadah |
PMMA | Pengganti gelas/kaca |
d) Polivinilklorida (PVC)
Sekitar 20% klorin digunakan untuk membuat monomer vinilklorida (CH2=CHCl), sebagai bahan baku plastik
poliviliklorida (PVC). Substituen klorin pada rantai polimer menjadikan
PVC lebih tahan terhadap api dibandingkan PE. Plastik PVC memiliki gaya
tarik antara rantai polimer sehingga meningkatkan kekerasan plastik
jenis ini. Sifat-sifat PVC dapat divariasikan sesuai fungsinya dengan
cara mengubah sifat keplastisan, stabilisasi, pengisi, dan celupannya
sehingga menjadikan PVC sebagai plastik serbaguna.
Gambar 10.10 Teflon
e) Polimetilmetakrilat (Polimer Akrilik)
Salah satu polimer akrilik adalah polimetilmetakrilat (PMMA), dikomersialkan dengan nama dagang Lucite dan Plexiglass.
PMMA berupa kristal bening yang sangat ringan sehingga banyak digunakan
untuk jendela pesawat terbang dan lensa cahaya. PMMA yang sangat
transparan digunakan untuk contact lens seperti pada Gambar 10.11.
Gambar 10.11 PPMA digunakan untuk lensa kontak.
Struktur PPMA
2) Polimer Kondensasi
Polimer kodensasi yaitu polimer yang
terbentuk melalui reaksi kondensasi. Reaksi ini melibatkan pembentukan
senyawa tidak jenuh dari senyawa jenuh. Plastik sintetis pertama adalah bakelit, yang dikembangkan oleh Baekland (1905).
Monomer bakelit merupakan hasil reaksi formaldehid (H2CO) dan fenol
(C6H5OH) membentuk fenol tersubstitusi. Pada suhu di atas 100°C,
fenol-fenol ini terkondensasi membentuk polifenoksi. Polifenoksi
digunakan untuk membuat asesoris, seperti gantungan kunci. Untuk
pengerasnya digunakan katalis. Carothers dan koleganya
(1920) menemukan rumpun polimer kondensasi yang dikenal sebagai
poliamida dan poliester. Poliamida diperoleh melalui reaksi
diasilklorida dan diamina.
Alkilen diamina Alkilen diasilklorida poliamida
Poliester dibuat melalui reaksi alkil diasilklorida dengan dihidroksi.
Reaksi polimerisasinya adalah sebagai berikut.
Reaksi polimerisasinya adalah sebagai berikut.
Alkilen dihidroksi Alkilen diasilklorida Poliester
Fiber sintetik yang pertama dibuat adalah nilon.
Fiber ini dapat dilihat dengan cara menuangkan larutan heksametilen
diamina dalam pelarut air ke dalam larutan adipoilklorida dalam pelarut
CH2Cl2.
Polimer nilon-6,6 terbentuk
pada antarmuka antara kedua fasa pereaksi membentuk film tipis. Jika
film itu disentuh, kemudian ditarik, akan tampak serat nilon seperti
benang (perhatikan Gambar 10.12). Polimer tersebut
dinamakan nilon–6,6 sebab polimer dibentuk dari diamin yang memiliki
enam atom karbon dan adipoil yang juga mengandung enam atom karbon.
Gambar 10.12 Nilon–6,6.
Polikarbonat terbentuk melalui
polimerisasi esterkarbonat dan suatu alkohol. Polikarbonat yang
dihasilkan dipasarkan dengan nama dagang Lexan. Lexan memiliki
ketahanan tinggi terhadap panas dan cuaca sehinggabanyak digunakan untuk
pengaman gelas, rangka jendela, dan helm.
0 Comments