Ditulis oleh Yoshito Takeuchi pada 11-08-2008
a. Energi Ionisasi pertama
Bila
unsur-unsur disusun sesuai dengan massa atomnya, sifat unsur atau
senyawa menunjukkan keperiodikan, dan pengamatan ini berujung pada
penemuan hukum periodik. Konfigurasi elektron unsur menentukan tidak
hanya sifat kimia unsur tetapi juga sifat fisiknya. Keperiodikan jelas
ditunjukkan sebab energi ionisasi atom secara langsung ditentukan oleh
konfigurasi elektron. Energi ionisasi didefinisikan sebagai kalor reaksi
yang dibutuhkan untuk mengeluarkan elektron dari atom netral, misalnya,
untuk natrium:
Na(g) →Na+(g) + e- (5.1)
Energi
ionisasi pertama, energi yang diperlukan untuk memindahkan elektron
pertama, menunjukkan keperodikan yang sangat jelas sebagaimana terlihat
di gambar 5.1. Untuk periode manapun, energi ionisasi meningkat dengan
meningkatnya nomor atom dan mencapai maksium pada gas mulia. Daam
golongan yang sama energi ionisasi menurun dengan naiknya nomor atom.
Kecenderungan seperti ini dapat dijelaskan dengan jumlah elektron
valensi, muatan inti, dan jumlah elektron dalam.
Energi ionisasi kedua dan ketiga didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk memindahkan elektron kedua dan ketiga.
Gambar
5.1 Energi ionisasi pertama atom. Untuk setiap perioda, energi ionisai
minimum untuk logam alkali dan maksimumnya untuk gas mulia.
Contoh Soal
5.2 Energi ionisasi.
Tiga atom memiliki konfigurasi elektron sebagai berikut
(1) 1s22s22p6 (2) 1s22s22p63s1 (3) 1s22s22p63s2
Manakah yang memiliki energi ionisasi tertinggi? Usulkan atom manakah yang energi ionisasi keduanya tertinggi?
Jawab.
Atom (1) memiliki kulit penuh, dan akan memiliki enerhi ionisasi
pertama tertinggi. Atom (2) dan(3) berturut-turut adalah natrium dan
magnesium. Elektron kedua yang akan dikeluarkan adalah elektron 3s untuk
Na dan elektron 3s untuk Mg. Anda dapat membayangkan bahwa elektron
lebih luar akan lebih mudah dikeluarkan dibandingkan dengan elektron
yang lebih dalam.
b. Afinitas elektron dan keelektronegatifan
Afinitas elektron didefinisikan sebagai kalor reaksi saat elektron ditambahkan kepada atom netral gas, yakni dalam reaksi.
F(g) + e¯ → F¯(g) (5.2)
Nilai
positif mengindikasikan reaksi eksoterm, negatif menunjukkan reaksi
endoterm. Karena tidak terlalu banyak atom yang dapat ditambahi elektron
pada fasa gas, data yang ada terbatas jumlahnya dibandingkan jumlah
data untuk energi ionisasi. Tabel 5.6 menunjukkan bahwa afinitas
elektron lebih besar untuk non logam daripada untuk logam.
Tabel 5.6 Afinitas elektron atom.
H | 72,4 | C | 122,5 | F | 322,3 |
---|---|---|---|---|---|
Li | 59, | O | 141,8 | Cl | 348,3 |
Na | 54,0 | P | 72,4 | Br | 324,2 |
K | 48,2 | S | 200,7 | I | 295,2 |
Besarnya
kenegativan(elektron) yang didefinisikan dengan keelektronegatifan
(Tabel 5.7), yang merupakan ukuran kemampuan atom mengikat elektron.
Kimiawan dari Amerika Robert Sanderson Mulliken (1896-1986)
mendefinisikan keelektronegativan sebanding dengan rata-rata aritmatik
energi ionisasi dan afinitas elektron.
Tabel 5.7 Keelektronegativitan unsur golongan utama elements (Pauling)
Pauling
mendefinisikan perbedaan keelektronegativan antara dua atom A dan B
sebagai perbedaan energi ikatan molekul diatomik AB, AA dan BB. Anggap
D(A-B), D(A-A) dan D(B-B) adalah energi ikatan masing-masing untuk AB,
AA dan BB. D(A-B) lebih besar daripada rata-rata geometri D(A-A) dan
D(B-B). Hal ini karena molekul hetero-diatomik lebih stabil daripada
molekul homo-diatomik karena kontribusi struktur ionik. Akibatnya,
̢蠠(A-B), yang didefinisikan sebagai berikut, akan bernilai positif:
(A-B) = D(A-B) -√D(A-A)D(B-B) > 0 (5.3)
(A-B)
akan lebih besar dengan membesarnya karakter ionik. Dengan menggunakan
nilai ini, Pauling mendefinisikan keelektronegativan x sebagai ukuran
atom menarik elektron.
|xA -xB|= √D(A-B) (5.4)
xA dan xB adalah keelektronegativan atom A dan B.
Apapun
skala keelektronegativan yang dipilih, jelas bahwa keelektronegativan
meningkat dari kiri ke kanan dan menurun dari atas ke bawah.
Keelketroegativan sangat bermanfaat untuk memahami sifat kimia unsur.
Informasi
lain yang bermanfaat dapat disimpulkan dari Tabel 5.7. Perbedaan
keelektronegativan antara dua atom yang berikatan, walaupun hanya semi
kuantitatif, berhubungan erat dengan sifat ikatan kimia seperti momen
dipol dan energi ikatan..
Misalnya ada distribusi muatan yang tidak sama dalam ikatan A-B (xA > xB). Pasangan muatan positif dan negatif ±q yang dipisahkan dengan jarak r akan membentuk dipol (listrik).
Arah
dipol dapat direpresentasikan dengan panah yang mengarah ke pusat
muatan negatif dengan awal panah berpusat di pusat muatan positif.
Besarnya dipol, rq, disebut momen dipol. Momen dipol adalah besaran
vektor dan besarnya adalah µ dan memiliki arah.
Besarnya momen
dipol dapat ditentukan dengan percobaan tetapi arahnya tidak dapat.
Momen dipol suatu molekul (momen dipol molekul) adalah resultan vektor
momen dipol ikatan-ikatan yang ada dalam molekul. Bila ada simetri dalam
molekul, momen dipol ikatan yang besar dapat menghilangkan satu sama
lain sehingga momen dipol molekul akan kecil atau bahkan nol.
Contoh Soal 5.3 Momen dipol ikatan dan momen dipol molekul.
(a) Jawab pertanyaan berikut tentang hidrogen khlorida HCl dan karbon tetrakhlorida CCl4.
Tunjukkan bagaimana arah momen dipol untuk tiap senyawa. Usulkan apakah
senyawa ini memiliki momen dipol atau tidak. (b) Karbon dioksida CO2 dan sulfur trioksida SO3 tidak memiliki momen dipol molekul. Usulkan struktur molekul senyawa-senyawa ini berdasarkan pengamatan ini.
Jawab.
(a) Arah momen dipol ikatan ditunjukkan di bawah ini. HCl memiliki dipol molekular, sementara CCl4
tidak memiliki momen dipol sebab momen dipol ikatan akan menghilangkan
satu sama lain. (b) Kedua senyawa harus simetris agar dipol ikatan C-O
dan S-O yang besar akan saling meniadakan. Jadi CO2 berbentuk linear sementara SO3 adalah segitiga.
c. Bilangan oksidasi atom
Terdapat
hubungan yang jelas antara bilangan oksidasi (atau tingkat oksidasi)
atom dan posisinya dalam tabel periodik. Bilangan oksidasi atom dalam
senyawa kovalen didefinisikan sebagai muatan imajiner atom yang akan
dimiliki bila elektron yang digunakan bersama dibagi sama rata antara
atom yang berikatan (kalau atom yang berikatan sama) atau diserahkan
semua ke atom yang lebih kuat daya tariknya (kalau yang berikatan atom
yang berbeda).
(1) UNSUR GOLONGAN UTAMA
Untuk unsur
golongan utama, bilangan oksidasi dalam banyak kasus adalah jumlah
elektron yang akan dilepas atau diterima untuk mencapai konfigurasi
elektron penuh, ns2np6 (kecuali untuk periode pertama) atau konfigurasi elektron nd10 (gambar 5.2).
Hal
ini jelas untuk unsur-unsur periode yang rendah yang merupakan anggota
golongan 1, 2 dan 13-18. Untuk periode yang lebih besar,
kecenderungannya memiliki bilangan oksidasi yang berhubungan dengan
konfigurasi elektron dengan elektron ns dipertahankan dan elektron np
akan dilepas. Misalnya, timah Sn dan timbal Pb, keduanya golongan 14,
memiliki bilangan oksidasi +2 dengan melepas elektron np2 tetapi mempertahankan elektron ns2,
selain bilangan oksidasi +4. Alasan yang sama dapat digunakan untuk
adanya fakta bahwa fosfor P dan bismut Bi, keduanya golongan 15 dengan
konfigurasi elektron ns2np3, memilki bilangan oksidasi +3 dan +5.
Umumnya, pentingnya bilangan oksidasi dengan elektron ns2
dipertahankan akan menjadi semakin penting untuk periode yang lebih
besar. Untuk senyawa nitrogen dan fosfor, bilangan oksidasi +5 dominan,
sementara untuk bismut yang dominan adalah +3 dan bilangan oksidasi +5
agak jarang.
Unsur logam dan semilogam (silikon Si atau germanium
Ge) jarang memiliki nilai bilangan oksidasi negatif, tetapi bagi non
logam fenomena ini umum dijumpai. Dalam hidrida nitrogen dan fosfor, NH3 dan PH3,
bilangan oksidasi N dan P adalah–3. Semakin tinggi periode unsur, unsur
akan kehilangan sifat ini dan bismut Bi tidak memiliki bilangan
oksidasi negatif. Di antara unsur golongan 16, bilangan oksidasi-2
dominan seperti dalam kasus oksigen O. Kecenderungan ini lagi-lagi akan
menurun untuk unsur-unsur di periode lebih tinggi. Misalkan oksigen
hanya memiliki bilangan oksidasi negatif, tetapi S memiliki bilangan
oksidasi positif seperti +4 dan +6 yang juga signifikan.
Contoh Soal 5.4 Bilangan oksidasi atom. Tentukan bilangan oksidasi unsur berikut.
- Mn dalam MnSO4, Mn2O3, MnO2, MnO4¯, MnO4¯2
- As dalam As2O3, AsO¯, AsO4¯3, AsH3 (As)
- I dalam I¯, IO¯, IO3¯, I2, ICl3, ICl2¯
Jawab
- +2, +3, +4, +7, +6
- +3, +3, +5, -3
- -1, +1, +5, 0, +3 (keelektronegativan Cl lebih besar dari I)
(2) UNSUR TRANSISI
Walaupun
unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi, keteraturan dapat
dikenali. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima elektron
yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat semua elektron d
(selain elektron s) dikeluarkan. Jadi, dalam kasus skandium dengan
konfigurasi elektron (n-1)d1ns2, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan konfigurasi (n-1)d5ns2, akan berbilangan oksidasi maksimum +7.
Bila jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan konfigurasi elektron (n-1)d6ns2,
bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang ditemui
bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam
transisi penting seperti kobal Co, Nikel Ni, tembaga Cu dan zink Zn
lebih rendah dari bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron
(n–1)d dan ns-nya. Di antara unsur-unsur yang ada dalam golongan yang
sama, semakin tinggi bilangan oksidasi semakin penting untuk unsur-unsur
pada periode yang lebih besar.
d. Ukuran atom dan ion
Ketika
Meyer memplotkan volume atom yang didefinisikan sebagai volume 1 mol
unsur tertentu (mass atomik/kerapatan) terhadap nomor atom dia
mendapatkan plot yang berbentuk gigi gergaji. Hal ini jelas merupakan
bukti bahwa volume atom menunjukkan keperiodikan. Karena agak sukar
menentukan volume atom semua unsur dengan standar yang identik, korelasi
ini tetap kualitatif. Namun, kontribusi Meyer dalam menarik perhatian
adanya keperiodikan ukuran atom pantas dicatat.
Masih tetap ada
beberapa tafsir ganda bila anda ingin menentukan ukuran atom sebab awan
elektron tidak memiliki batas yang jelas. Untuk ukuran atom logam, kita
dapat menentukan jari-jari atom dengan membagi dua jarak antar atom yang
diukur dengan analisis difraksi sinar-X. Harus dinyatakan bahwa nilai
ini bergantung pada bentuk kristal (misalnya kisi kubus sederhana atau
kubus berpusat muka, dsb.)dan hal ini akan menghasilkan tafsir ganda
itu. Masalah yang sama ada juga dalam penentuan jari-jari ionik yang
ditentukan dengan analisis difraksi sinar-X kristal ion.
Keperiodikan
umum yang terlihat di gambar 5.3 yang menunjukkan kecenderungan
jari-jari atom dan ion. Misalnya, jari-jari kation unsur seperiode akan
menurun dengan meningkatnya nomor atom. Hal ini logis karena muatan inti
yang semakin besar akan menarik elektron lebih kuat. Untuk jari-jari
ionik, semakin besar periodenya, semakin besar jari-jari ionnya.
Contoh soal 5.5 Ukuran atom dan ion. Pilihalah spesi yang terkecil dalam tiap kelompok.
(1) Li, Na, K (2) P, Sb, As (3) S, Cl, Ar (4) O+, O, O (1) Li (2) P (3) Cl (4) O+
Jawab
(1) Li (2) P (3) Cl (4) O+
0 Comments