Sebagian orang, malas atau enggan berdoa
karena menurut mereka hampir tidak ada gunanya berdoa. Berdoa adalah
sebuah usaha yang sia-sia.
Apa pasal?
Karena mau berdoa seperti apapun doa-doa yang ia ucapkan TIDAK AKAN SAMPAI kepada Allah, atau tidak akan DIDENGAR oleh Allah. Berdoa menurut mereka adalah sebuah ritual yang KHUSUS diberikan kepada HAMBA-HAMBA terpilih seperti ulama, orang–orang soleh, atau mereka yang tidak pernah melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk. Dan doa-doa mereka pasti tidak pernah tertolak.
Tidak terlalu salah atau juga tidak terlalu benar pernyataan di atas. Bacalah kisah nyata di bawah ini, Muhammad Salamah Jabr pernah menceritakannya kepada kita semua yang kurang lebih ceritanya seperti ini:
Saat itu di suatu malam, ada sebuah kapal penuh penumpang yang masih berada di tengah lautan. Dan saat itu cuaca sedang sangat tidak bersahabat. Badai yang sangat menakutkan mengombang-ambingkan kapal dan membuatnya hancur.
Sebagian besar penumpang hanya bisa pasrah. Tidak ada gunanya berdoa. Tidak ada gunanya berusaha. Karena badai yang seperti itu pasti akan mengantarkan mereka semuanya kepada kematian. Kalaupun badai itu reda, itu juga tidak ada gunanya. Karena kapal pasti sudah hancur yang akan membuat mereka hanya bisa terapung-apung tanpa ada siapapun yang bisa menyelamatkan mereka. Mengharapkan ada nelayan atau ada kapal yang lewat lalu menyelamatkan mereka juga mustahil, karena tidak mungkin ada yang berlayar pada cuaca seperti itu. Dan mereka tahu pada jam-jam itu dan pada hari itu tidak ada jadwal kapal yang melewati tempat itu. Mereka hanya bisa pasrah.
Tapi ada salah seorang penumpang yang masih memiliki pengharapan kepada Allah. Seberapapun mustahilnya sebuah keadaan, bila ia menyeru Allah, Allah pasti akan Mendengar. Di saat yang lain hanya bisa pasrah, orang itu terus menerus menyebut Nama Allah dan meminta PertolonganNya.
Apa yang terjadi setelah itu? Bagaimana cara Allah Menolong dia? Bukankah tidak ada jadwal pelayaran dari kapal manapun menuju tempat musibah itu? Aduhai…jika kita tahu, itu adalah sebuah PENYELAMATAN yang penuh dengan AYAT-AYAT KEBESARAN ALLAH!!!
Saat satu demi satu orang-orang yang hanya bisa pasrah itu meninggal dunia di lautan, Allah Menggerakkan sesuatu di tempat yang jauh untuk usaha penyelamatan ini.
Di suatu tempat, ada seorang Sultan, biasanya ia setelah Isya akan tidur agar ia bisa bangun shalat malam. Tapi malam itu ia tidak bisa memejamkan matanya. Ia gelisah. Ia sudah mencoba tidur tapi tetap tidak bisa. Akhirnya ia memerintahkan agar salah satu kapal yang dimiliki negara untuk dikeluarkan dan melakukan pelayaran menuju Afrika malam itu juga apapun kondisi cuacanya!!!
Akhirnya kapal itu berlayar atas kehendak Allah dan harus melewati tempat terjadinya musibah itu. Seluruh kru kapal tidak ada yang tahu mengapa mereka harus berlayar pada malam itu dan untuk tujuan apa, tapi Allah telah merencanakan semuanya untuk sebuah TUJUAN yang telah DIRENCANAKANNYA.
Saat melewati bangkai kapal yang telah hancur itu, mereka terhenti. Mereka melihat banyak sekali korban. Mereka pun berusaha mencari mereka yang masih hidup. Dan yang masih bertahan hanya satu orang. Dan itu adalah orang yang terus menerus MEMANGGIL NAMA ALLAH. Lalu orang itu pun selamat. Ia hidup. Dan kisah ini sampai kepada kita di hari ini!!!
Seperti itulah cara Allah menyelamatkan siapapun yang meminta kepadaNya. Dan penyelamatannya bukan penyelamatan biasa. Tapi penyelamatan yang penuh dengan KEAGUNGAN. Allah bisa saja mengantar perahu nelayan menuju tempat itu lalu menyelamatkan orang itu. Atau Allah bisa saja menundukkan gelombang untuk menghempaskan orang itu menuju daratan. Tapi Allah ingin menunjukkan kepada kita semua bahwa doa-doa itu pasti DIDENGAR ALLAH. Dan mereka yang menyebut NamaNya saat membutuhkan pertolonganNya, akan ditolong Allah dengan cara yang penuh dengan KEMULIAAN.
Orang itu hanyalah orang biasa. Tapi ia terus memanggil-manggil Pemilik Kemuliaan. Karena itu ia diselamatkan tidak hanya oleh satu orang, melainkan oleh seluruh kru kapal, dan dikirim untuknya kapal negara.
Apa yang kita rasakan bila kita hanya seorang warga biasa tapi tiba-tiba 1 batalyon militer datang kepada kita dengan sebuah perintah bahwa mereka diutus untuk mengawal kita sampai ke kota tujuan kita, dan kita diantarnya menggunakan pesawat negara? Kita dimuliakan.Dan seperti itulah Allah memuliakan orang itu. Karena ia terus-menerus memanggil Nama Allah dan meminta pertolonganNya. Dan pertolonganNya datang dengan penuh KEMULIAAN.
Doa-doa kita didengar, percayalah. Saat kita menyeru, “Ya Allah, Ya Rahmaan, tolonglah aku…” Allah mendengar seruan kita itu. Oleh karena itu teruslah menyebut Nama Allah dan mintalah! Sebutlah NamaNya pada saat kita berdiri, duduk atau berbaring. Teruslah meminta dan teruslah berdoa sampai apa yang kita minta itu dikabulkan oleh Allah!
Antara doa kita dan Allah ada hijab (dinding). Dan hijab itu adalah shalawat kepada Nabi Saw. Dan manakala kita berdoa dan setelah itu kita bershalawat, hijab itu terbuka, dan doa kita akan sampai kepada Allah.
Allahumma shalli ‘alaa muhammadinnabiyyil ummiyyi, wa azwaajihi ummahaatul mukminiin, wa dzurriyatihii wa ahla baitihi, kamaa shallaita ‘alaa Ibraahiima wa ‘alaa aali Ibraahim, innaka hamiidun majiid.
Apa pasal?
Karena mau berdoa seperti apapun doa-doa yang ia ucapkan TIDAK AKAN SAMPAI kepada Allah, atau tidak akan DIDENGAR oleh Allah. Berdoa menurut mereka adalah sebuah ritual yang KHUSUS diberikan kepada HAMBA-HAMBA terpilih seperti ulama, orang–orang soleh, atau mereka yang tidak pernah melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk. Dan doa-doa mereka pasti tidak pernah tertolak.
Tidak terlalu salah atau juga tidak terlalu benar pernyataan di atas. Bacalah kisah nyata di bawah ini, Muhammad Salamah Jabr pernah menceritakannya kepada kita semua yang kurang lebih ceritanya seperti ini:
Saat itu di suatu malam, ada sebuah kapal penuh penumpang yang masih berada di tengah lautan. Dan saat itu cuaca sedang sangat tidak bersahabat. Badai yang sangat menakutkan mengombang-ambingkan kapal dan membuatnya hancur.
Sebagian besar penumpang hanya bisa pasrah. Tidak ada gunanya berdoa. Tidak ada gunanya berusaha. Karena badai yang seperti itu pasti akan mengantarkan mereka semuanya kepada kematian. Kalaupun badai itu reda, itu juga tidak ada gunanya. Karena kapal pasti sudah hancur yang akan membuat mereka hanya bisa terapung-apung tanpa ada siapapun yang bisa menyelamatkan mereka. Mengharapkan ada nelayan atau ada kapal yang lewat lalu menyelamatkan mereka juga mustahil, karena tidak mungkin ada yang berlayar pada cuaca seperti itu. Dan mereka tahu pada jam-jam itu dan pada hari itu tidak ada jadwal kapal yang melewati tempat itu. Mereka hanya bisa pasrah.
Tapi ada salah seorang penumpang yang masih memiliki pengharapan kepada Allah. Seberapapun mustahilnya sebuah keadaan, bila ia menyeru Allah, Allah pasti akan Mendengar. Di saat yang lain hanya bisa pasrah, orang itu terus menerus menyebut Nama Allah dan meminta PertolonganNya.
Apa yang terjadi setelah itu? Bagaimana cara Allah Menolong dia? Bukankah tidak ada jadwal pelayaran dari kapal manapun menuju tempat musibah itu? Aduhai…jika kita tahu, itu adalah sebuah PENYELAMATAN yang penuh dengan AYAT-AYAT KEBESARAN ALLAH!!!
Saat satu demi satu orang-orang yang hanya bisa pasrah itu meninggal dunia di lautan, Allah Menggerakkan sesuatu di tempat yang jauh untuk usaha penyelamatan ini.
Di suatu tempat, ada seorang Sultan, biasanya ia setelah Isya akan tidur agar ia bisa bangun shalat malam. Tapi malam itu ia tidak bisa memejamkan matanya. Ia gelisah. Ia sudah mencoba tidur tapi tetap tidak bisa. Akhirnya ia memerintahkan agar salah satu kapal yang dimiliki negara untuk dikeluarkan dan melakukan pelayaran menuju Afrika malam itu juga apapun kondisi cuacanya!!!
Akhirnya kapal itu berlayar atas kehendak Allah dan harus melewati tempat terjadinya musibah itu. Seluruh kru kapal tidak ada yang tahu mengapa mereka harus berlayar pada malam itu dan untuk tujuan apa, tapi Allah telah merencanakan semuanya untuk sebuah TUJUAN yang telah DIRENCANAKANNYA.
Saat melewati bangkai kapal yang telah hancur itu, mereka terhenti. Mereka melihat banyak sekali korban. Mereka pun berusaha mencari mereka yang masih hidup. Dan yang masih bertahan hanya satu orang. Dan itu adalah orang yang terus menerus MEMANGGIL NAMA ALLAH. Lalu orang itu pun selamat. Ia hidup. Dan kisah ini sampai kepada kita di hari ini!!!
Seperti itulah cara Allah menyelamatkan siapapun yang meminta kepadaNya. Dan penyelamatannya bukan penyelamatan biasa. Tapi penyelamatan yang penuh dengan KEAGUNGAN. Allah bisa saja mengantar perahu nelayan menuju tempat itu lalu menyelamatkan orang itu. Atau Allah bisa saja menundukkan gelombang untuk menghempaskan orang itu menuju daratan. Tapi Allah ingin menunjukkan kepada kita semua bahwa doa-doa itu pasti DIDENGAR ALLAH. Dan mereka yang menyebut NamaNya saat membutuhkan pertolonganNya, akan ditolong Allah dengan cara yang penuh dengan KEMULIAAN.
Orang itu hanyalah orang biasa. Tapi ia terus memanggil-manggil Pemilik Kemuliaan. Karena itu ia diselamatkan tidak hanya oleh satu orang, melainkan oleh seluruh kru kapal, dan dikirim untuknya kapal negara.
Apa yang kita rasakan bila kita hanya seorang warga biasa tapi tiba-tiba 1 batalyon militer datang kepada kita dengan sebuah perintah bahwa mereka diutus untuk mengawal kita sampai ke kota tujuan kita, dan kita diantarnya menggunakan pesawat negara? Kita dimuliakan.Dan seperti itulah Allah memuliakan orang itu. Karena ia terus-menerus memanggil Nama Allah dan meminta pertolonganNya. Dan pertolonganNya datang dengan penuh KEMULIAAN.
Doa-doa kita didengar, percayalah. Saat kita menyeru, “Ya Allah, Ya Rahmaan, tolonglah aku…” Allah mendengar seruan kita itu. Oleh karena itu teruslah menyebut Nama Allah dan mintalah! Sebutlah NamaNya pada saat kita berdiri, duduk atau berbaring. Teruslah meminta dan teruslah berdoa sampai apa yang kita minta itu dikabulkan oleh Allah!
Antara doa kita dan Allah ada hijab (dinding). Dan hijab itu adalah shalawat kepada Nabi Saw. Dan manakala kita berdoa dan setelah itu kita bershalawat, hijab itu terbuka, dan doa kita akan sampai kepada Allah.
Allahumma shalli ‘alaa muhammadinnabiyyil ummiyyi, wa azwaajihi ummahaatul mukminiin, wa dzurriyatihii wa ahla baitihi, kamaa shallaita ‘alaa Ibraahiima wa ‘alaa aali Ibraahim, innaka hamiidun majiid.
0 Comments