Oleh : Wildan Nugraha
Quranic Motivation
Dalam suatu kesempatan, saya pernah menghadiri sebuah kajian Ustadz Bachtiar Nasir, Lc pada saat itu di sebuah masjid daerah Bandung. Ada cerita menarik yang disampaika oleh Ust Bachtiar tentang sosok Eyang Habibie.
Sebagaimana yang kita ketahui, sosok Habibie lahir dari keluarga yang religius. Ayahnya bahkan wafat ketika mengimami shalat keluarganya, tak kurang dari 2 juz dalam sehari Ayahnya membaca Al-Quran. Jangan tanya keshalihan Ibunya. Beliau Ahli Ta'lim, dalam sepekan tak pernah dilewati kecuali khatam Al-Qur'an.
Suatu ketika Pak Habibie bertutur tentang kisah perjuangannya selama di Jerman. Beliau berkompetisi dengan 2 orang Yahudi. Dua orang Yahudi ini selalu menjadi juara di kelasnya. Sampai suatu ketika, Eyang Habibie merasa penasaran rahasia apa sih yang membuat mereka itu begitu cerdas, padahal Eyang Habibie sudah begitu keras dan mati-matian dalam belajar.
Sampai akhirnya dia bertanya ke orang Yahudi itu apa rahasia mereka bisa pintar? Diajaknyalah Habibie menginap di Asrama Yahudi tersebut. Ketika menginap di sana, Pak Habibie kaget. Karena tepat jam 2 malam, orang Yahudi itu sudah bangun, membaca buku, belajar.
Didekatinya diam-diam. Lalu ditanyakan kepada orang Yahudi tersebut buku itu. Kamu membaca apa? Orang Yahudi itu kaget, terperanjat, dengan segera buku itu disembunyikan di balik badannya.
Setelah lama berkutat, akhirnya pak Habibie mendapatkannya. Ketika di buka ternyata itu adalah Al-Qur'an. Betapa kagetnya Pak Habibie. Lalu ia berkata, "Ini kan Al-Quran, kitab suci saya, kitab suci ummat Islam kenapa kamu baca ini?"
Orang Yahudi tersebut kemudian berkata, "Rudy, seandainya ummat Islam membaca Al-Qur'an dan menaruh perhatian kepadanya, maka niscaya mereka tidak akan pernah bisa dikalahkan, Inilah kunci kesuksesan ummat Islam, yang ditinggalkan oleh ummat Islam sendiri."
Akhirnya setelah menyadari hal itu, setiap jam 2 malam Pak Habibie selalu bangun, mandi, shalat tahajjud dan membaca Al-Quran, istiqamah dalam rutinitasnya.
Kita pun bisa menemukan keshalihan yang lainnya, Pak Habibie suatu ketika ditanya, "Di sisa waktu-waktu yang Eyang miliki, mau dipakai apakah waktu yang sangat terbatas ini?"
Eyang dengan nada khasnya menjawab, "Saya akan habiskan waktu untuk membuat pesawat R80, agar bangsa Indonesia bisa memiliki pesawat sendiri. Sebagian waktu yang lain akan Eyang gunakan untuk membaca Al-Quran sebanyak-banyaknya. Eyang ingin bertemu dengan Ibu Ainun. Ibu Ainun itu orang yang baik, orang yang shalih, rajin beribadah, saya yakin Ibu Ainun ada di Surga. Maka saya harus membaca Al-Qur'an untuk memantaskan diri, supaya bisa bertemu Ibu Ainun di surga."
Dalam sebuah kesempatan Konferensi di Mesir, Pak Habibie pernah berkata, "Saya ini adalah seorang teknokrat, saya bisa membuat pesawat terbang, saya memiliki ilmu itu. Tapi setelah saya sadari, bahwa ada yang lebih penting dari itu semua, yaitu Ilmu Agama"
Ustadz Adi Hidayat, Lc MA pun pernah bercerita tentang kedahsyatan Pak Habibie ini, semata-mata karena didikan orang tua yang mendidik Pak Habibie seperti Imam Nawawi, gemar belajar, ibadah dan membaca buku.
Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan, siapa pun yang dekat dengan Al-Quran akan diberkahi dan teranugerahi kecerdasan yang luar biasa. Sosok Eyang Habibie saya rasa salah satunya.
Masyaa Allah...
Hari ini kita kehilangan sumber mata air Indonesia. Semoga ke depan Indonesia bisa kembali teranugerahi sosok seperti Pak Habibie.
Alfatihah...
1 Comments
mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
ReplyDeleteBONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup.